Jika Orangtua Bersosial Media, Sebaiknya...

Saya ingin bertanya kepada para pembaca terutama kalian para ABG… Kalau Ortu kalian aktif di social media, kalian setuju atau gak? Okeh... Mari kita menimbang dan meniliknya lebih jauh 👇
Buat saya pribadi, orang tua yang eksis di social media, di satu sisi baiknya sebenarnya saya merasa senang, karena itu artinya orang tua kita adalah orang tua yang terus belajar dan menyesuaikan dengan kemajuan zaman. Selain itu, bagi yang tinggal jauh atau anak perantauan yang memiliki keterbatasan komunikasi dengan orang tua, social media adalah salah satu tempat bagi mereka untuk berkomunikasi dengan orangtua. Disisi buruknya, saya risih saat melihat ortu yang terlalu berlebihan saat update status, kata anak muda sekarang "Gak ingat umur!" #maybe
Diatas itu hanya pendapat saya, coba kita lihat lagi sisi baik sosial media. dengan sosial media orang tua akan menjadi lebih mudah memantau pergaulan anaknya disocial media. Terlebih akan banyak isu-isu yang kurang menyenangkan yang terjadi di social media. Hal ini tentunya membantu orang tua dalam mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Tapi jika orang tua terlalu berlebihan dalam memproteksi si anak, tentunya si anak juga akan merasa risih dan jika sudah mencapai puncaknya, yah... Bisa jadi si ortu akan di blokir oleh si anak.
Jadi pemecahannya bagaimana? Jadi orang tua harus bagaimana?
Untuk menjawab hal itu, jujur saja saya belum menjadi orang tua dan mungkin solusi yang saya tawarkan bukanlah solusi terbaik. Tetapi saya akan mencoba memposisikan diri sebagai penengah yang berperan di kedua sisi :
1. Sosial media sekarang banyak digunakan sebagai ajang untuk eksis dan tempat curhat, maka social media merupakan lahan yang tepat untuk orang tua mengenal kepribadian si anak lebih jauh. Namun, kita sebagai orang tua hendaknya mengingat akan kapasitas diri kita juga. Yang perlu diingat adalah “jaman sekarang dan jaman dahulu berbeda”, jadi hendaknya sebisa mungkin hindari interaksi dengan anak di social media. Hindari untuk komentar di status, di foto, ataupun kontak lain melalui social media.
MENGAPA?
Alasan yang sangat simple adalah gaya bahasa dan tutur kata. Sebagai contoh status di facebook misalnya. Sebagai orang tua tentu ingin berkomentar apa adanya, namun sebagai orang tua tentu juga tidak ingin wibawa mereka sebagai orang tua jatuh. So apa yang dilakukan oleh orang tua? Biasanya komentar yang mereka berikan gaya bahasanya agak sedikit kaku dan formal. Impact nya?! Tentunya si anak jadi merasa strange dan merasa terganggu dengan komentar tersebut.
Nah saran saya adalah jika ingin berkomentar atau memberikan respon terhadap status si anak ada baiknya ditanyakan langsung kepada si anak dan bicara dari hati ke hati. Selain bisa menciptakan suatu keharmonisan di dalam keluarga, juga tentunya akan mempererat hubungan anak dengan orang tua.
2. Orang tua boleh aktif di social media, namun hendaknya kapasitas kita sebagai orang tua janganlah berlebihan. Hendaknya aktivitas yang dilakukan ortu dan si anak berbeda. Artinya… biarlah si anak bergaul dengan pergaulannya sendiri dan orang tua bergaul dengan pergaulannya sendiri. Biarkan anak bebas berkespresi dan kita sebagai orang tua sebaiknya mencari komunitas yang memang ada di komunitas kita. INGAT bahwa kapasitas orang tua sebaiknya hanya untuk memantau dan mengenal anak lebih jauh. Hubungan intens sebaiknya dilakukan di dunia nyata, dan orang tua di social media hanya untuk memantau si anak agar tidak terjerumus ke dalam hal yang tidak baik.
3. Dari posisi si anak juga sebaiknya jangan tidak sopan dengan memblokir orang tua seperti itu. Ambil sisi positifnya dan tetap saja berekspresi seperti biasa. Walau mungkin memang ada sedikit rasa canggung tapi biarlah dan tetaplah berekspresi.
MENGAPA?
Karena jika orang tua sudah memposisikan diri seperti pada nomor 1 dan 2, maka dengan mengekspresikan keinginan dan kemauan kita, orang tua akan menjadi lebih mengerti terhadap diri kita. Mereka jadi bisa memahami kita lebih jauh dan mengerti keinginan, hobi serta mungkin bakat-bakat yang kita miliki yang mungkin tidak kita sadari. Dengan mengetahui keinginan, minat serta hobi kita tentunya orang tua akan lebih mengenal kita, dan lebih mudah dalam mengembangkan bakat yang kita miliki.
Nah jadi bagaimana? Sudah tau bagaimana harus bersikap kan? Intinya adalah social media hanya sebagai jembatan antara orang tua dan anak. Untuk yang sudah dekat satu sama lain dan mungkin satu sama lain juga tidak bermasalah dalam berkomunikasi di social media, pesan saya hanya 1. “Jangan sampai kedekatan di social media lebih dekat dari di dunia nyata” Pernah ga melihat video dimana satu keluarga di meja makan tetapi masing-masing saling sibuk dengan gadget masing-masing? Nah jangan sampai hal itu terjadi ya…
So kesimpulannya adalah tempatkan posisi pada tempatnya masing-masing, sehingga orang tua dan anak bisa saling bebas berekspresi tanpa harus merasa khawatir satu sama lain. Selain itu kedekatan anak dengan orang tua juga bisa terjalin dengan baik di dunia nyata (bukan di dunia maya).
Teknologi itu sebenarnya berdampak positif, tinggal bagaimana manusia memanfaatkan teknologi tersebut. Termasuk pula social media. So… sudah mengerti bagaimana harus bersikap kan?
Post a Comment