Boleh nuntut lebih, asal lo tahu diri.

 "Pev!" Teriak faiz dari belakang, Pevi terus berjalan tanpa menghiraukan suara yang memanggil namanya "Pev, tunggu!" Faiz memegang pundak Pevi "Siapa sih!' Pevi menepis tangan Faiz, melanjutkan langkahnya "Pev! Aku sayang kamu!" teriak faiz "Ngaca dong!" Jawab Pevi sembari mengeluarkan kaca dari dalam tasnya "Apa yang salah?" Tanya faiz memperhatikan kaki dan tangannya sendiri "Yang salah itu lo orang miskin!" teriak Pevi sambil tertawa "Mau sama gue? Gak Level kale! Gue kan cantik" "Kalo gue kaya gak bakal mau gue sama lo Pev!" jawab Faiz pelan "Ha? Emangnya gue cewek murahan apa?" "Mungkin!" jawab faiz. "Faiz! Ngapain lo disini?" Teriak teman Faiz sembari mendekatinya "Ini fan, lagi..." "Ohh.. Ya udah lanjutin aja dulu, aku duluan ya!" Potong Affan saat melihat Pevi, lalu beranjak pergi "Aku tunggu ditempat biasa iz!" "Sip!" Gumam Faiz, mengacungkan jempolnya kearah Affan.
 "Siapa tuh?" tanya Pevi dengan suara sedikit gemetar "Lo gak kenal ya sama dia?" Tanya Faiz "Nggak!" "Kata Affan, lo itu temannya dia!", Pevi tak menjawab, hanya mengangguk lalu menundukkan wajah "Dia itu mantan gue" teriak hati Pevi "Lo sakit Pev?", Pevi masih saja menunduk "Sebenarnya gue udah tau kalo lo itu..." "Makanya lo mau sama gue, terus lo manfaatin gue. buat nafsu bejat lo kan?" Gumam Pevi dengan wajah sedikit memerah "Sebenarnya niat gue tulus, gue mau ngejagain lo. Tapi sayangnya lo gak mau sama gue, dan bilang gue miskin. Gue akui lo cantik Pev, tapi sayang.." "Cukup!" Teriak Pevi "Kenapa Pas gue mau jadi orang baik, sering tersakiti!" "Tuh ada kaca ditangan lo pev! Lo itu udah jadi baik kok, malahan baik banget pev!" Sahut Faiz, beranjak pergi "Oh iya! Lo boleh nuntut lebih, asal lo tahu diri!" Faiz melanjutkan langkahnya. -Arf

Tidak ada komentar